Banyak di antara kita yang bermimpi untuk punya anak penghafal al Qur’an. Kita berharap dengan menanamkan ayat-ayat suci ke dalam hati mereka akan membentuk karakter mereka ketika mereka dewasa; Mereka tidak akan pernah melupakan al Qur’an yang telah mereka pelajari bahkan selalu menjadi panduan bagi mereka dalam menjalani kehidupan . Kita berharap bahwa dengan menghafal al Qur’an, Allah akan meninggikan derajat mereka, dan juga kita, di akhirat kelak. Amin.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan,
طلب العلم درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه
“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui. Barangsiapa yang melaluinya, maka dia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla (Al Qur’an) dan memahaminya.”
(Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 2: 1129)
Kisah inspiratif ini adalah cerita dari salah satu pembaca kami, Ukhtuna Sarwat Hussain, yang mengizinkan kami untuk berbagi kisah dan sarannya dalam hal bagaimana membantu anak-anak kita menghafal Al Qur’an dengan cepat, Insya Allah.
Bismillah walhamdulillah.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,
1. Bagaimana anak-anak kami menghafal al Qur’an?
Alhamdulillah, kami hanya lebih teratur. Kami hanya memastikan bahwa semua tugas sudah ditangani sehingga kami bisa duduk bersama Maryam tanpa gangguan.
Dengan bantuan kami, dia menghabiskan waktu 3,5 – 4 jam perhari untuk menghafal.
Maryam juga suka menghadiri kelas Tahfidz di masjid sepekan 3 kali. Imam masjid kami juga menawarkan kelas online.
Dia biasa mendengarkan audio Imam Misyari Rasyid untuk memperbaiki tajwidnya. Kami menerapkan aturan untuk mengulang setiap ayat baru minimal sepuluh kali sebelum masuk ke ayat berikutnya. Setelah itu, dia dia menyambungkan semuanya dan membacakan ulang dihadapan saya.
Kami mulai dengan 3 ayat perhari. Seiring waktu, subhanallah, dia dapat menghafal 3 halaman perhari, Alhamdulillah.
Saya selalu bersamanya ketika dia menghafal ayat baru. Tantangan terbesar saat itu adalah menjaga hafalan yang sudah ada (manzil). Sekarang, saya mendengarkan dia membaca 2 juz perhari untuk muraja’ah.
2. Lingkungan Belajar
Anak-anak hanya diberikan akses yang sangat terbatas untuk TV dan gadget. Selama pelajaran al Qur’an, kami duduk di ruang yang tenang.
Kami tidak pernah belajar di tempat yang ada orang lain yang dapat mengalihkan perhatian kami. Menurut kami, ini kuncinya. Maryam juga ikut kelas Tahfidz online dan kami sangat disiplin dalam menghadiri kelas ini.
Sebagai orangtua, kami selalu berusaha mengajarkan mereka bahwa Islam tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Islam tidak hanya sekedar melaksanakan shalat atau membaca al Qur’an, ia adalah pedoman hidup. Kalian amalkan dalam segala hal. Kami selalu mengajarkan mereka untuk bersikap baik terhadap tetangga dan menghormati orang yang memiliki keyakinan lain.
3. Bagaimana kami bisa istiqamah
Hal ini sangatlah berat. Kami kembalikan kepada Allah mengharapkan petunjuk dan berdo’a untuk mereka setiap kali kami menghadapi tantangan dan selalu mengingatkan mereka bahwa “Kalian sangat istimewa, Allah sangat sayang kepada kalian dan memberikan nikmat-Nya untuk menghafal kitab-Nya, Al Qur’an. Kami berusaha membahas tentang malaikat, surga dan syaitan.